Wamenag Launching Gerakan Moderasi Beragama di Madrasah Sultra Menuju Tahun Toleransi 2022

KENDARI-SarabaNews.com.
Foto : Istemewah
Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, Zainut Tauhid Sa’adi  melaunching Gerakan Moderasi Beragama di Madrasah Menuju Tahun Toleransi 2022 yang dipusatkan di Madrasah Terpadu Pesantren Ummushabri Kendari, Minggu kemarin (14/11/2021).
Launching ini juga turut dihadiri dan disaksikan langsung oleh Karo Kepegawaian, Nurudin, Karo Umum Kemenag RI, Fesal Musaad, Kakanwil Kemenag Sultra, H. Zainal Mustamin, Ketua Yayasan Ummusshabri Kendari Supriyanto, Pimpinan Majelis Agama, Sejumlah Ormas Keagaamaan, Kepala Kemenag kab/kota se-Sultra, Kepala Madrasah se Sultra, Pembina, guru dan santri Madrasah Terpadu Pesantren Ummushabri Kendari serta sejumlah tamu undangan.
Wamenag RI, Zainut Tauhid Sa’adi dalam sambutannya mengibaratkan Launching Moderasi Beragama di Madrasah seperti ikan ketemu air, karena moderasi beragama merupakan program unggulan yang terus dikampanyekan dan digaungkan oleh Kemenag. Bahkan, menjadi program prioritas yang berada diurutan pertama.
“Moderasi beragama, yang dimoderatkan bukanlah agamanya. Agama sejatinya telah memiliki nilai-nilai moderat yang terkandung didalamnya. Semua agama mengajarkan moderasi. Namun, yang perlu dimoderatkan adalah cara pemahaman kita dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama,” tegasnya.
Sebagai contoh jelasnya, ada satu kelompok yang cara beragamanya sangat ekstrim. Pemahaman agamanya terlalu ke kanan,  hanya berdasarkan pada teks-teks kitab suci. Tidak berani keluar dari konteks pemahaman yang lebih utuh. Pemahaman yang berdasarkan hanya pada teks tersebut, bisa membuat seseorang keliru dalam memahami ajaran agama dan bisa terjebak dalam pemahaman keagamaan yang sempit.
“Demikian pula, ada sekelompok orang yang pemahaman agamanya terlalu ke kiri atau ekstrim, yang ingin membebaskan diri dari teks Al Quran. Ada juga orang yang cara beragamanya liberal. Sehingga dari dua titik kutub ekstrim tersebut, kita tarik garis tengahnya menjadi pemahaman keagamaan yang wasathiah, moderat dan lurus,” imbuhnya.
Sehingga, hal itulah yang disebutnya moderasi beragama dan  dirasa sangat penting untuk dikembangkan dan didiseminasikan agar masyarakat Indonesia rukun dan damai. Karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural dan majemuk.
“Dengan menanamkan sikap moderasi beragama dalam masyarakat yang plural dan majemuk akan tumbuh kehidupan yang harmonis, saling bersaudara baik dalam keimanan, maupun bersaudara dalam kemanusiaan,” pungkasnya.
Launching ini ditandai dengan penekanan tombol sirine dan pelepasan balon udara oleh Wamenag RI , Zainut Tauhid Sa’adi  didampingi oleh Karo Umum Kemenag RI, Fesal Musaad, Karo Kepegawaian, Nurudin, Kakanwil Kemenag Sultra, H. Zainal Mustamin serta Ketua Yayasan Ummusshabri Kendari, DR. Supriyanto.
81 balon udara warna warni yang dilepaskan tersebut merupakan simbol 81 Madrasah negeri yang ada di Sultra bersatu dalam keanekaragaman.
Sebelum meninggalkan tempat, Wamen juga berkesempatan meresmikan Gedung Pembelajaran PAUD Madrasah Terpadu Pesantren Umusshabri Kendari, yang ditandai dengan pengguntingan pita dan ditutup dengan foto bersama. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *