Sekda Sultra Nur Endang Abas mengatakan
Seni qasidah sebagai salah satu seni budaya Islam telah menjadi bagian dari tradisi khasanah budaya bangsa Indonesia
“Penyelenggaran festival seni qasidah hendaknya tidak diwarnai sebatas iven lomba semata, tetapi lebih dari itu harus dimaknai pula sebagai salah satu kegiatan strategis, terkait dengan pembinaan dan pengembangan seni budaya islam yang berkelanjutan,” katanya
Selain itu, dengan kegiatan festival seni qasidah diharapkan dapat menumbuhkan minat dan kecenderungan masyarakat terhadap pengembangan seni budaya Islam
Khususnya seni qasidah yang dinilai mampu menghadirkan suasana religi dan mendorong penguatan implementasi nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Alhamdulillah sore ini kita dapat menyaksikan berbagai kreativitas yang diperlihatkan oleh berbagai kafilah dari kabupaten kota se-Sultra. Sekali lagi atas nama Pemprov Sultra menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Kota yang mengikuti kegiatan festival seni qasidah berskala besar III tingkat Provinsi,” ucapnya
Dengan seni budaya Islam tersebut diharapkan mampu menjadi benteng dan perisai terhadap pengaruh budaya global yang dikhawatirkan dapat mendegradasi moralitas masyarakat
Sementara itu, Bupati Butur Ridwan Zakariah mengatakan, Lasqi digelar untuk menciptakan prestasi namun yang lebih utama lagi yakni siar Islam tentang bagaimana membumikan nilai-nilai religius.
“Semoga kita dapat mengembangkan nilai seni yang bernafaskan islam dan melalui kegiatan ini dapat melahirkan bintang-bintang baru yang nantinya dapat mengharumkan nama sulawesi tenggara di kancah nasional,” harapnya.
Dirinya Meminta kepada seluruh lapisan masyarakat Butur untuk berpartisipasi menyambut duta kesenian islam di Lipu Tinadeakono sara ini.
Pembukaan ini diisi dengan devile para khafilah dari kabupaten/kota se Sultra. Para kafilah Kota Kendari mengenakan pakaian tenun khas Kota Kendari.
Sebanyak 34 Kafilah Kota Kendari siap bertanding di 6 cabang yang dilombakan. (Red).