Jakarta-SarabaNews.com.
Siapa sangka kapal-kapal khas nelayan Indonesia dilirik startup atau perusahaan rintisan mancanegara. Kapal-kapal tersebut disulap menjadi furnitur berupa lemari.
Sebuah startup di Rusia, Likelodka, sengaja membeli kapal-kapal nelayan tua di Jawa dan Bali. Mereka lalu memodifikasi sebagai furnitur yang banyak dipakai oleh kafe-kafe di Rusia. Dilansir dari video di akun Instagram dan laman VOA Indonesia, Selasa, 21 September 2021, material kapal nelayan tersebut terbuat dari kayu jati dan mahoni.
Material itu dinilai langka dan memiliki durabilitas panjang. Lukisan nelayan pada kapal juga ternyata memiliki keunikan tersendiri di mata pembelinya.
Seorang wanita asal Rusia terlihat sedang ikut memperbaiki sebuah kapal tua di Bali. “Rusia sedang mengalami krisis ekonomi, jadi kami mencoba bekerja di negara lain. Saya memilih bekerja di Indonesia, yaitu memperbaiki kapal-kapal tua. Kali ini, kami sedang memperbaiki dasar kapal,” ucapnya.
Dalam video itu, wanita Rusia tersebut berada di Bali pada 2019 lalu. Kapal-kapal nelayan yang sudah tua kemudian dijual ke Rusia. Bukan untuk dijadikan kapal lagi, tapi diubah menjadi furnitur.
Beragam potongan kapal-kapal itu diubah menjadi lemari dan rak untuk dipajang di beberapa kafe di Rusia. Likelodka membuat lemari dalam beragam bentuk dan warna.
Ada yang dibuat lemari pajangan dan bsa juga dibuat menjadi lemari dengan laci susun. Desainnya pun beragam dan terkesan vintage (antik). Lemari dan rak tersebut dijual mulai dari harga Rp7 juta sampai 17 juta.
Keunggulan utamanya adalah pada kualitas bahannya. Kayu jati dan mahoni termasuk materi yang langka dan tahan lama. Jika didesain dengan lebih menarik lagi, harganya akan sangat mahal.
“Furnitur kami sangat baik secara kualitas dibanding furnitur yang dibuat dari material baru. Itu karena terbuat dari material yang tak lapuk oleh cuaca,” terang Yan Averkiew, salah seorang desainer LikeLodka.
Desain asli kapal khas nelayan Indonesia ternyata dianggap sebagai karya seni menarik. “Nelayan melukis burung, gelombang, atau garis sederhana pada kapalnya. Tapi saat orang yang tidak tahu melihatnya, itu Nampak seperti lukisan abstrak, pada bagian depan lemari,” jelas Averkiew.
LikeLodka bekerja sama dengan para pekerja di Indonesia. Bagi mereka, berteman dengan pekerja Indonesia adalah sebuah keharusan.
Menurut desainer LikeLodka lainnya, Ekaterina Averkiyeva, konsep memposisikan diri sebagai bos dan karyawan harus mengikuti semua arahan atasan atau orang yang membayar mereka, kurang cocok diterapkan di Indonesia.
“Kita harus berteman dengan mereka (para pekerja) dan memulai kontak. Untuk itu kami harus memonitor sendiri proses pembuatan lemarinya agar mereka tahu hasilnya harus seperti apa. Dan mereka sangat kaget dengan hasil pekerjaan mereka,” tutur Averkiyeva. (dilansir dari Liputan6.com, 26/9/2021) RM