Betulkah Anies Minta Jatah Kampanye Antirokok ke Bloomberg Philantropies ?

Jakarta-SarabaNews.com.

Foto : Istemewah 
Anies Baswedan menyurati pendiri Bloomberg Philantropies, Michael P. Bloomberg tertanggal 4 Juli 2019, dalam suratnya Anies menuliskan situasi konsumsi rokok di Jakarta yang tinggi. Surat yang viral itu juga menyinggung Indonesia yang menempati posisi ke-3 konsumsi rokok terbanyak di dunia. Namun narasi yang beredar, surat ini dikaitkan dengan cara Anies minta jatah kampanye antirokok.
Perlu kita ketahui, Bloomberg Philanthropies adalah organisasi filantropi yang mengelola dana dari Bloomberg yang memfokuskan sumber dayanya pada lingkungan, kesehatan masyarakat, seni, inovasi pemerintah, dan pendidikan.

Terkait kesehatan sendiri, salah satu fokus program kesehatan masyarakat Bloomberg Philanthropies adalah pengurangan penggunaan tembakau melalui strategi pengendalian tembakau, dan membuat peta jalan memberantas polio. Pada Maret 2012 lalu, yayasan ini menyumbangkan USD 220 juta atau sekitar Rp 3,1 triliun untuk memerangi penggunaan tembakau selama periode empat tahun.

Inisiatif Bloomberg untuk Mengurangi Penggunaan Tembakau membantu kota dan negara menerapkan langkah-langkah yang terbukti mengurangi penggunaan dan melindungi orang dari bahaya, termasuk tempat umum bebas asap rokok, pelarangan iklan tembakau, peningkatan pajak produk tembakau, mewajibkan peringatan grafis pada kemasan rokok, dan kampanye kesadaran publik media massa.

Saat ini, inisiatif Bloomberg tersebut menjangkau lebih dari 110 negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk China dan India, yang bersama-sama menyumbang hampir 40 persen perokok di dunia.

Yayasan Bloomberg juga berfokus mengendalikan konsumsi vape atau rokok elektrik di seluruh dunia, terutama paparannya kepada anak dan remaja. Dalam keterangannya, mereka menyebut perusahaan rokok elektrik telah mempromosikan klaim kesehatan yang tidak berdasar tentang produk mereka sebagai lebih sehat daripada rokok tradisional, padahal sebenarnya rokok elektrik berbahaya bagi anak-anak karena dampak nikotin pada otak mereka yang sedang berkembang.

Selain itu, Program Kesehatan Masyarakat dari yayasan ini telah meluncurkan upaya besar untuk menghadapi pandemi COVID-19, termasuk memutar sejumlah inisiatif yang ada untuk mengatasi krisis. (dilansir dari detik.com, 5/10/2021) RM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *