Begini Tanggapan Dirut RS Bahteramas Terkait Pasien Luka Tusuk Meninggal Dunia Usai Sempat Menolak Operasi

Kendari-Saatnya Rakyat Bicara.com

Foto : Istemewah

Seorang pasien pria berusia 54 tahun, Tn. DW, yang datang ke Rumah Sakit Bahteramas Kendari dengan luka tusuk di kepala, dada, dan perut, meninggal dunia pada Senin (5/5/2025) setelah sempat menolak tindakan operasi.

Berdasarkan kronologis yang disampaikan oleh Direktur Rumah Sakit Bahteramas, dr. H. Hasmudin, Sp.B., pasien tiba di rumah sakit pada Sabtu (3/5/2025) pukul 03.30 WITA dalam kondisi berlumuran darah namun masih dapat berjalan sendiri. Petugas medis segera melakukan penanganan awal berupa pemberian infus, pemasangan kateter urin, perawatan luka, dan pemberian obat-obatan sambil melakukan anamnesa.

Dari pemeriksaan fisik, pasien dalam kondisi sadar penuh (GCS 15) dengan tanda vital yang stabil. Namun, ditemukan luka di kepala serta beberapa luka tusuk tajam di dada dan perut. Saat pemeriksaan awal, belum terlihat adanya tanda-tanda perdarahan aktif dari luka di perut dan dada. Pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan kadar hemoglobin (Hb) 12.30.

Dokter jaga kemudian melaporkan kondisi pasien dan hasil laboratorium kepada dokter bedah umum pada pukul 06.00 WITA. Dokter bedah umum menginstruksikan untuk dilakukan pemasangan NGT, USG abdomen, rontgen dada, dan rontgen kepala.

Pada pukul 10.36 WITA, hasil USG dan foto thorax dilaporkan kembali kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), yang kemudian menginstruksikan untuk dilakukan operasi pada pukul 16.00 WITA. Pihak keluarga pasien diberikan edukasi mengenai rencana operasi dan diminta persetujuannya.

Setelah mendapatkan persetujuan keluarga sekitar pukul 13.06 WITA, petugas medis mulai mempersiapkan pasien untuk operasi, termasuk melaporkan ke dokter anestesi dan mempuasakan pasien. Sekitar pukul 15.30 WITA, keluarga pasien juga diberikan penjelasan di bagian pendaftaran terkait penanganan dan biaya operasi, dengan penegasan bahwa pelayanan akan diberikan tanpa pembayaran di awal dan pembayaran dilakukan setelah pasien pulang.

Namun, menjelang waktu operasi, tepatnya pukul 15.45 WITA, keluarga pasien tiba-tiba menolak untuk melanjutkan tindakan operasi. Penolakan tersebut dibuktikan dengan penandatanganan surat penolakan tindakan operasi pada pukul 16.20 WITA. Pasien kemudian dipindahkan ke ruang perawatan biasa.

Setibanya di ruang perawatan pukul 17.30 WITA, kondisi pasien dilaporkan gelisah dan mengalami sesak napas, sehingga dilakukan tindakan pemasangan oksigen.

Pada Minggu (4/5/2025) pukul 20.00 WITA, pasien kembali gelisah dan mengeluh sakit pada NGT, yang kemudian dilepas sesuai instruksi dokter. Dua jam berselang, pukul 22.00 WITA, pasien mengeluh sakit pada kateter urin dan alat tersebut juga akhirnya dilepas. Selama masa perawatan, pasien terus mendapatkan terapi dan tindakan sesuai instruksi dokter.

Kondisi pasien kembali dievaluasi oleh dokter bedah umum pada Senin (5/5/2025) pukul 07.00 WITA dan diinstruksikan untuk dilakukan foto thorax ulang. Pada pukul 09.40 WITA, saat diantar ke ruang radiologi, pasien mulai mengalami penurunan kesadaran. Petugas medis segera melakukan observasi tanda vital.

Sayangnya, pada pukul 10.15 WITA, pasien Tn. DW dinyatakan meninggal dunia di ruang perawatan. Pihak Rumah Sakit Bahteramas belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai penyebab pasti penolakan operasi oleh keluarga pasien dan perkembangan kondisi pasien hingga meninggal dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *