Sampai demo berjilid 3, apakah janji jalan di aspal di Watumerembe KONSEL Terlaksana!

Konsel-SarabaNews.com

Foto : SarabaNews.com
Aliansi masyarakat Watumerembe Konawe Selatan  melakukan aksi demo dan memboikot jalan Propinsi didesa waturembe, Senin(8/11/2021)
Aliansi masyarakat Watumerembe menilai bahwa Pemerintah Propinsi dalam hal ini Gubernur SULTRA Ali Mazi SH melakukan pencitraan terhadap masyarakat dan menuntut agar jalan tersebut diperbaiki karena menganggap SULTRA adalah daerah penghasil aspal terbesar di Indonesia bahkan dunia namun jalan propinsi banyak yang belum di aspal khususnya daerah Konsel.
Pada aksi jilid pertama Bapak Wakil Bupati KONSEL Rasyid, S.Sos, M.Si menemui massa aksi dan memberikan janji membawa aspirasi tersebut ke kantor DPRD SULTRA dan ditepati sehingga akhirnya terjadi Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Sultra yang menghasilkan rekomendasi akan di aspal sepanjang 2 KM di desa Watumerembe namun kenyataannya sampai sekarang tidak terlaksana. Dan sekarang hari Senin sudah dilakukan demo jilid ke 2 dan Wakil Bupati KONSEL Rasyid juga menemui kembali massa aksi untuk memastikan massa aksi berjalan damai.
Foto : SarabaNews.com
Aliansi Masyarakat Watumerembe Konsel menyatakan sikap, hal ini disampaikan melalui jenderal lapangan Felyks,  yakni ;
1. Meminta kepada pihak pemerintah propinsi Sultra untuk segera memperbaiki jalan propinsi sesuai hasil RDP dan jangan memberikan janji manis terhadap masyarakat Watumerembe.
2. Meminta kepada Dinas PU SULTRA untuk segera memperbaiki jalan propinsi Konawe Selatan di desa Watumerembe.
3. Apabila tuntutan tersebut tidak lagi dipenuhi maka dalam waktu dekat Aliansi Masyarakat Watumerembe akan memblokade Jalan Propinsi di desa Watumerembe.
Dari hasil wawancara wartawan sarabanews kepada Felyks, bahwasanya jika besok Selasa tgl 9/11/2021 akan dilakukan demo jilid 3 dan respon Pemerintah Propinsi tidak ada maka Alinasi Masyarakat Watumerembe akan memblokade jalan 3 x 24 jam. Dimana demo jilid 2 kemarin massa aksi memblokade jalan dari jam 7 pagi sampai jam 6 sore, yang mengakibatkan jalan propinsi tersebut tidak bisa dilalui sehingga kendaraan memutar jalan kembali, imbuh Felyks yang juga salah satu mahasiswa di universitas Muhammadiyah Kendari. Pian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *