Jakarta-SarabaNews.com.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi meminta agar negara lain menghapus Indonesia dari daftar merahnya (redlist) perjalanan, mengingat kasus Covid-19 di negara ini yang disebut sudah melandai.
“Secara khusus, terhadap beberapa negara yang masih menerapkan red list, saya minta agar situasi di Indonesia saat ini dapat dipertimbangkan untuk mengubah status red list tersebut,” ujar Retno dalam pernyataan resmi, Sabtu (25/9/2021). Ia kemudian menyebut negara yang sudah menghapus RI dari daftar hitam. Satu contoh, Prancis sudah mengeluarkan Indonesia dari redlist,” kata Retno.
Diketahui ada sejumlah negara yang mengklasifikasikan Indonesia ke dalam daftar merah perjalanannya atau larangan masuk bagi para warga negara Indonesia.
Positivity rate di Indonesia sekarang di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sebesar 5 persen.Retno lalu membeberkan data yang menunjukkan bawah kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan. Positivity rate di Indonesia saat ini di bawah 2 persen, katanya. Padahal negara ini pernah mencapai titik rata-rata positif hingga 31 persen.
Sebelumnya, Retno juga memamerkan data penurunan kasus Covid Indonesia saat bertemu dengan perwakilan Inggris dan Arab Saudi.
Retno lalu membeberkan data situasi Covid-19 bulan Juli dengan September yang menunjukkan penurunan signifikan. Hal tersebut diharapkan mampu membuat pemerintah Inggris melakukan peninjauan terhadap ketentuan red green list mereka atau aturan bagi warga asing yang ingin mengunjungi negara tersebut.
Dalam pertemuan bilateral selama sidang Majelis Umum PBB, Retno terus menyoroti diskriminasi, ketimpangan dan politisasi vaksin.Sementara dengan Arab Saudi, berharap data itu bisa dijadikan dasar untuk pemerintah Saudi meninjau kebijakan mengenai vaksin, termasuk umrah.
“Kita sepakat untuk mempersempit ketimpangan vaksin dan menghentikan diskriminasi serta politisasi vaksin,” katanya. Retno menghadiri sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, yang berlangsung pekan lalu.
Di sela-sela sidang itu, Retno melakukan banyak pertemuan dengan perwakilan dari negara lain guna membahas isu-isu kerja sama antar wilayah.
Sidang tahunan itu dilakukan secara hybrid. Ada sejumlah negara yang hadir langsung dan beberapa hanya mengirim video mengingat pandemi masih merebak. (dilansir dari CNNIndonesia, 25/9/2021) RM