Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi meluncurkan buku “Merawat Harmoni: Sinergi UHO, Polda Sultra, dan NU Menangkal Radikalisme”. Peluncuran buku itu dilakukan di Rumah Jabatan Gubernur, Jumat (5 November 2021).
Buku yang diterbitkan oleh Universitas Halu Oleo Press itu ditulis oleh sebuah tim yang diketuai oleh akademisi Universitas Halu Oleo (UHO) Prof. Dr. Aris Badara, S.Pd, M.Hum dengan sembilan penulis lainnya yang terdiri dari akademisi UHO, IAIN Kendari, Kemenag Sultra, dan Nahdlatul Ulama Sultra.
Hadir dalam peluncuran itu Kapolda Sultra yang baru saja diangkat sebagai Kapolda Bangka Belitung Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya dan Wakapolda Brigjen Pol Waris Agono, Kabinda Sultra Brigjen TNI Raden Toto Oktaviana, dan Kepala BNN Sultra Brigjen Pol Sabaruddin Ginting.
Terlihat pula Danlanal Kendari Kolonel Laut (P) Andike Sry Mutia, Danlanud Halu Oleo Kolonel Pnb A. Ferdinand Picaulima, dan sejumlah pejabat tinggi pratama lingkup Pemprov Sultra antara lain Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Ilyas Abibu dan Kepala BKD Zanuriah.
Dari perguruan tinggi terlihat Rektor UHO Prof. Zamrun Firihu dan Rektor Unsultra Andi Bahrun. Dari Nahdlatul Ulama, hadir Ketua PWNU Sultra KH. Muslim.
Gubernur mengapresiasi terbitnya buku ini mengingat saat ini masyarakat membutuhkan pencerahan tentang kehidupan bernegara, di tengah realitas kehidupan bangsa yang plural dan majemuk.
“Kita dibawa pada kebutuhan untuk menumbuhkembangkan dan memelihara sikap beragama yang terbuka dan toleran. Dengan kata lain, dalam masyarakat yang pluralis, sikap respek dan toleran terhadap kemajemukan perlu terus diberi ruang dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun dan harmonis” kata Gubernur dalam sambutan tertulisnya.
Gubernur menegaskan, istilah radikalisme tidak bisa dikaitkan dengan suatu ajaran tertentu, apalagi agama, karena masing-masing sudah punya nilai yang dianggap sudah universal.
Nilai tersebut, kata Gubernur, telah menjadi modal berdirinya bangsa Indonesia. Rumusan Pancasila yang ada saat ini merupakan bukti toleransi dari tokoh-tokoh agama pada saat itu
Ditambahkan, pada skala lokal di Provinsi Sulawesi Tenggara sudah terbiasa mengedepankan kebersamaan dan sikap toleran. Oleh karena itu, Gubernur berharap buku tersebut menjadi “amunisi” bagi masyarakat luas dalam rangka menumbuhkan sikap toleransi.
Warisan nilai-nilai yang sudah berkembang di daerah ini tentu perlu dipupuk terus dalam rangka menjaga harmoni dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di penghujung sambutannya, Gubernur mengajak seluruh elemen masyarakat di Sultra untuk lebih memahami, meyakini, dan menginternalisasi semangat harmoni berkehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (Red)