JAKARTA-SarabaNews.com.
Manchester United layak untuk kembali mempertahankan duet striker veteran : Cristiano Ronaldo dan Edinson Cavani saat menghadapi Atalanta di Liga Champions.
Man Utd akan menghadapi Atalanta dalam pertandingan lanjutan Grup F di Stadion Gewiss, Bergamo, Italia, pada Rabu dini hari(3/11/2021) WIB.
Kemenangan atas Tottenham Hotspur di Liga Inggris menambah kepercayaan diri Man Utd untuk mencuri kemenangan di markas Atalanta.
Cavani yang dipercaya menjadi rekan duet Ronaldo di lini depan Setan Merah juga berhasil menyumbang satu gol.Ronaldo menjadi bintang dalam kemenangan tersebut dengan mencetak satu gol dan mencatatkan satu assist.
Penampilan pasangan tua-tua keladi itu pun mendapat pujian dari penggemar, pengamat, dan juga sang pelatih, Ole Gunnar Solskjaer.
Kerja keras dan pergerakan dua pasangan tua yang terus-menerus mereka lakukan sukses memberikan gangguan bagi pertahanan Tottenham.
“Saya sudah di sini tiga tahun dan pada sesi latihan Selasa, Edinson Cavani mungkin menjadi pemain terbaik dalam latihan yang pernah dilakukan siapa pun di sini,” ucap Solskjaer dikutip dari Sportskeeda.
“Mereka [Ronaldo dan Cavani] bermain bersama dengan baik. Mereka sangat saling respek satu sama lain. Kami memiliki banyak pemain berbakat yang bisa belajar dari mereka berdua. Mereka harus belajar secepat mungkin, karena kerja keras dan kualitas yang diberikan keduanya tidak ada duanya.”
Ronaldo dan Cavani telah menghabiskan 138 menit bersama di lapangan untuk Man Utd dan kini telah menghasilkan empat gol.
Maka itu, tidak ada salahnya jika Solskjaer kembali mempercayakan lini depan Man Utd pada pasangan veteran ini.
“Ini adalah sesuatu yang berhasil malam ini [lawan Tottenham] dan kami pasti akan melihatnya lagi untuk ke depannya. Orang-orang tua memimpin dari depan,” kata Solskjaer.
Sebelum menang dari Tottenham, Solskjaer selalu memakai formasi 4-2-3-1 dengan Ronaldo menjadi ujung tombak. Sementara, tiga pemain di belakang Ronaldo ditempati Marcus Rashford di sisi kiri, Mason Greenwood di kanan, dan Bruno Fernandes sebagai playmaker atau second striker.
Namun, formasi ini tidak berjalan mulus karena penyerang-penyerang muda Man Utd yang berada di lini kedua yaitu Rashford dan Greenwood dinilai terlalu ‘serakah’ lantaran kerap memilih menembak bola langsung ke gawang lawan ketimbang memanjakan Ronaldo dengan umpan-umpan crossing.
Ronaldo pun kerap dibuat kesal dengan pengambilan keputusan yang tidak tepat para penyerang muda Man Utd tersebut.
Tetapi, dengan menempatkan dua striker di lini depan saat melawan Tottenham, maka secara otomatis para pemain gelandang dan pemain sayap Man Utd akan mengirimkan umpan crossing yang tertuju pada dua penyerang Man Utd yaitu Ronaldo dan Cavani.
Ya, Solskjaer menggunakan formula baru saat Man Utd menghadapi Tottenham. Dalam pertandingan ini Man Utd bermain dengan formasi 3-5-2.
Tiga pemain belakang diisi Raphael Varane yang baru kembali dari cedera diapit Harry Maguire dan Victor Lindelof.
Varane mampu menjadi jantung di lini belakang Man Utd. Bek asal Prancis itu berhasil memandu rekan-rekan di lini belakang untuk membuat gawang Setan Merah clean sheet untuk kali kedua di Liga Inggris musim ini sejak menghadapi Wolverhampton Wanderers pada 29 Agustus 2021.
Sementara, di posisi sayap Solskjaer mendorong Aaron Wan Bissaka dan Luke Shaw lebih ke depan untuk membantu serangan dan bertahan.
Dengan formasi ini Man Utd juga lebih menguasai lini tengah. Di lini tengah Solskjaer menempatkan tiga pemain yaitu Fred, Scott McTominay, dan Bruno Fernandes. Fred bertugas sebagai pemutus serangan, Scott McTominay sebagai penjaga tempo permainan, dan Bruno Fernandes sebagai pengatur serangan.
Dengan formasi ini Man Utd sukses mencatatkan 10 peluang on target dengan sembilan di antaranya tercipta melalui open play dan satu serangan lewat serangan balik.
Formasi ini sangat positif untuk kembali dipergunakan Man Utd saat melawan Atalanta di Liga Champions.
Meski begitu, Solskjaer menilai yang terpenting bagi timnya adalah kualitas permainan bukan sistem permainan.
“Kami memiliki skuad untuk bermain dengan berbagai cara. Anda dapat mematikan sistem apa pun, tetapi ini tentang pemain yang mengeksekusi. Cara kami bermain lebih penting daripada sistem.
“Kami memiliki pemain untuk memainkan banyak sistem berbeda – tiga bek, lima bek, dengan pemain sayap atau lainnya. Kami melihat Tottenham, memainkan sistem itu dan itu berhasil. Tapi, saya tidak bisa mengatakan apa yang akan kami lakukan besok malam,” ucap Solskjaer dalam konferensi pers jelang hadapi Atalanta dikutip dari The United Stand, Senin malam (1/11/2021).
Formasi dan strategi yang sudah berjalan bagus saat Manchester United menghancurkan Tottenham 3-0 sebaiknya harus dipertahankan oleh Ole Gunner Solskjaer saat melawan Atalanta di Liga Champions.
Pelatih asal Norwegia itu tak perlu lagi banyak bereksperimen jika memang strategi yang diterapkan melawan Tottenham sudah berjalan bagus.
Sebab ini akan menjadi pertandingan sulit bagi Man Utd. Pasalnya, Atalanta tidak akan bermain seperti Tottenham.
Atalanta akan memainkan sepak bola menyerang dan Man Utd harus tampil sebaik mungkin untuk menjaga gawang mereka agar tetap clean sheet di pertandingan ini.Dengan Atalanta menduduki posisi ketiga di Grup F, mereka akan mencari kemenangan untuk bertahan di Liga Champions musim ini.
Ingat dalam pertandingan leg pertama di Old Trafford, Man United secara mengejutkan tertinggal 0-2 dari Atalanta di babak pertama.
Setan Merah tertinggal 0-2 lewat gol yang dicetak Mario Pasalic dan Merit Demiral hanya dalam 30 menit babak pertama.
Tertinggal dua gol di babak pertama dengan status sebagai tuan rumah jelas sangat mengkhawatirkan.
Untungnya, setelah turun minum Man Utd berhasil tampil beda. Setan Merah sukses mencetak gol balasan lewat Marcus Rashford, lalu menyamakan kedudukan melalui Harry Maguire, dan akhirnya memenangkan pertandingan berkat gol Cristiano Ronaldo.
Permainan buruk Man Utd seperti di babak pertama itu tidak boleh terulang, jika tak ingin pulang dengan tangan hampa dari Atalanta.
Selain itu, jika Man Utd kalah maka tekanan terhadap Solskjaer akan bertambah.
Ya, meski baru saja menang besar atas Tottenham, Solskjaer dipastikan masih akan mendapat tekanan dari para penggemar Man Utd yang menginginkannya pergi.
Karena itu, Solskjaer membutuhkan kemenangan lagi untuk meredam tekanan tersebut.
Sebelumnya, Solskjaer mendapatkan tekanan luar biasa usai Man Utd menelan dua kekalahan beruntun yaitu kalah 2-4 dari Leicester City dan takluk 0-5 dari Liverpool.
Akibat kekalahan besar tersebut posisi Solskjaer sebagai pelatih Man Utd disebut-sebut tidak aman. (dilansir dari CNNIndonesia, 2/11/2021) RM.