Kendari-SaatnyaRakyatBicara. Com

Sebuah gebrakan ekonomi regional yang monumental terjadi di Kendari. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Jawa Timur (Jatim) secara resmi menjalin aliansi strategis dengan meneken perjanjian bisnis dan investasi yang nilainya diproyeksikan melampaui angka Rp 1 triliun.
Kesepakatan ini bukan sekadar transaksi biasa, melainkan manifestasi nyata dari strategi masif untuk mengokohkan dominasi pasar domestik, sebuah langkah yang disebut sebagai ‘wajib’ dalam agenda bulanan Kadin Jatim bersama Pemerintah Provinsi.

Fokus ‘Triliunan’ dan Ambisi Hilirisasi
Ketua Kadin Sultra, Anton Timbang, menegaskan bahwa business matching ini adalah kunci untuk ‘membongkar’ dan memaksimalkan potensi daerah yang selama ini belum tergarap optimal.
”Inilah pentingnya kita harus melakukan business matching ini… banyak yang kita sudah tandatangani, kerja sama, dan menghasilkan investasi yang luar biasa,” ungkap Anton Timbang, Rabu (19/11/2025).
Nilai fantastis lebih dari Rp 1 triliun ini tercatat hanya dari penandatanganan awal, mencakup sektor vital seperti:
Perikanan
Produk Turunan Kelapa (termasuk tempurung)
Baja Ringan dan Bahan Bangunan
Namun, sorotan utama tertuju pada komitmen serius kedua Kadin dalam sektor pertambangan, khususnya pada komoditas Aspal. Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, secara eksplisit menyebutkan bahwa fokus kerja sama telah bergeser dari nikel yang ‘sudah clear’ ke tantangan besar berikutnya:
”Tinggal bagaimana PR-nya sekarang di aspal. Kemarin tadi diskusi sama Pak Ketum terkait dengan bagaimana aspal kita bisa masifkan, bisa dipakai di Indonesia,” kata Adik Dwi Putranto.
Pernyataan ini menggarisbawahi upaya bersama untuk mendorong hilirisasi produk Sultra, memastikan kekayaan sumber daya alam (SDA) tidak hanya diekspor mentah, tetapi diolah dan diserap secara masif oleh pasar dalam negeri.
Visi Bersama: Menguasai Pasar dari Timur ke Barat
Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, memandang kolaborasi ini sebagai rutinitas strategis untuk mewujudkan filosofi utama: “meningkatkan perdagangan dalam negeri.”
”Memang kan konsepnya ini kan meningkatkan perdagangan dalam negeri… kita harus kuasai lah pasar dalam negeri kan begitu. Salah satunya dengan disiapkan [kerja sama] karena masing-masing provinsi punya potensi yang saling membutuhkan,” jelasnya.
Jatim, sebagai pusat industri dan logistik di Indonesia bagian Barat, melihat Sultra sebagai ‘lumbung’ potensi besar, khususnya pada perikanan, kelapa, dan pertambangan. Sinergi ini dirancang sebagai jembatan ekonomi dua arah, mempertemukan surplus sumber daya di Timur dengan kebutuhan industri dan pasar di Barat.
Langkah Selanjutnya: Kunjungan Balasan dan Komitmen Pemerintah
Menjamin keberlanjutan kerja sama yang bernilai triliunan ini, Anton Timbang menekankan bahwa sinergi ini berjalan seiring dengan dukungan penuh dari pemerintah.
”Saya kira tadi ini kan sudah dijelaskan oleh Pak Gubernur. Dengan adanya kunjungan dari Jawa Timur, kita nanti akan melakukan kunjungan balasan,” pungkas Anton Timbang.
Kadin Sultra kini tengah menyusun persiapan matang untuk kunjungan balasan ke Jatim. Tujuannya jelas: memastikan kesepakatan-kesepakatan yang sudah terjalin segera terwujud dan menghasilkan nilai investasi tambahan yang signifikan, membuktikan bahwa kerja sama antar-daerah adalah mesin pertumbuhan baru bagi ekonomi nasional.